5 Kegiatan yang Buat Cewek Kicep saat Bahas Gender Role



Lebih baik diam daripada cari gara-gara. kalimat itu pantas dilancangkan kepada wanita yang memulai pembahasan gender role. Terutama yang kicep saat disanggah dengan kegiatan-kegiatan ini. Apa saja itu?


Opini, Copa Media–Gender role akhir-akhir ini menjadi perdebatan sengit antara pemuda dengan jenis kelamin berbeda. Biasanya yang memulai pembahasan adalah seorang wanita. Buat yang nggak paham, intinya gender role adalah kegiatan yang katanya hanya bisa dilakukan oleh gender tertentu.


Wanita biasanya yang memulai. Mereka merasa bahwa kegiatan yang dibebankan kepada mereka terlalu banyak. Memasak, mencuci, beres-beres rumah, belanja, dan lain-lain. Padahal bukan kami para pria yang membebankan hal tersebut, melainkan budaya, sejarah dan untaian kata leluhur yang disampaikan turun-temurun.


Kami para pria bersedia kok membantu pekerjaan-pekerjaan itu. Kuncinya adalah komunikasi. Tinggal bilang saja pakai mulut, jangan pakai kode. Sudah tahu mematik kepekaan dengan kode adalah kegiatan yang sia-sia karena nggak efektif, masih saja nggak kapok melakukannya.


Perdebatan mengenai gender role biasanya akan berhenti mendadak ketika seorang pria yang resah dengan tuduhan itu mulai berbicara mengenai kegiatan-kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh pria. Sebagian wanita bisa sih melakukannya, tapi nggak tahu malas atau memang tidak mampu, kebanyakan dari mereka selalu menyuruh pria untuk melakukan kegiatan-kegiatan ini. Apa saja itu?


#1 Mengangkat benda berat


Sebuah rumah rasanya tidak lengkap kalau hanya dilengkapi dengan benda-benda yang ringan saja. Selain suasana keharmonisan, kesejahteraan rumah bisa dilihat dari bobot benda-benda yang ada di dalamnya. 


Nah, benda berbobot berat ini biasanya menjadi urusan para pria untuk mengangkatnya atau memindahnya. Paling sering jadi perumpamaan adalah galon isi, tabung gas elpiji isi yang besar, dan beras sekarung penuh. Tiga benda berat ini adalah kebutuhan pokok yang harus diangkat atau dipindah saat hendak menggunakannya.


Kebanyakan wanita akan sok lemah ketika dihadapkan dengan keadaan yang memaksa untuk memperlakukan benda-benda itu selayaknya seorang pria. Kalau mengangkat benda-benda ini dianggap gender role pria oleh para wanita, berarti mereka kurang berkunjung ke pasar. Di sana, banyak sekali wanita perkasa yang berprofesi sebagai buruh panggul.


#2 Mengejar penjahat


Ketika ada penjahat, kami para pria lah yang tiba-tiba menjadi satpam tanpa pelatihan. Kalau ada maling, kami yang harus kejar, meskipun nggak pernah latihan lari. Kalau ada perampok, kami lah yang harus melawan, meskipun nggak punya ilmu bela diri.


Padahal, ya di luar sana banyak juga wanita jagoan yang bisa melawan saat ada perbuatan jahat. Mau di karya fiksi maupun di dunia nyata, yang namanya superhero wanita itu benar-benar ada. Jadi kalau para wanita malas masak, malas mencuci, malas bersih-bersih, kami boleh nggak malas menghajar maling? 


#3 Perbaikan rumah


Kegiatan perbaikan rumah biasanya dilakoni oleh seorang pria. Ada sih peran wanita, tapi keberadaannya cenderung menjadi laden yang membantu mengambil perkakas yang dibutuhkan. Sebagai orang yang mengemban tugas tukang dadakan, memang dibutuhkan keahlian untuk memanjat, menjaga keseimbangan, dan kekuatan untuk melakukannya.


Perbaikan yang saya maksud bukan melulu soal pembangunan atau renovasi. Maksud saya perbaikan dalam hal apapun, seperti memperbaiki bangku yang rusak, memperbaiki keran air atau pipa yang bocor, perbaikan listrik, dan lain-lain. Sebenarnya kegiatan ini sangat bisa dilakukan oleh wanita. Nggak tahu kenapa kebanyakan mereka memasrahkannya kepada pria.


#4 Buang serangga


Kecoak, jangkrik, kaki seribu, dan lain-lain adalah hewan-hewan yang tidak berbahaya. Paling tidak menurut saya tidak lebih berbahaya dari pada beberapa jenis reptil seperti ular, buaya, biawak, dan lain sebagainya. 


Namun, entah karena nggak berani kotor atau apa, biasanya tangan pria lah yang berfungsi untuk membuangnya. Sebenarnya saya tidak ada masalah untuk membuang serangga-serangga yang menurut mereka menjijikkan itu. Tetapi, terkadang bantuan itu diminta ketika sudah PW rebahan di kasur, atau sedang bermain game online yang nggak bisa di-pause. Permintaan mereka mutlak, tidak dapat diganggu gugat.


#5 Berkebun di sarang ulat


Beberapa wanita punya inisiatif keuangan yang dapat membantu hidup di tahun 2023 yang katanya tahun resesi ekonomi. Istri saya misalnya, dia punya inisiatif untuk menanam sayuran dengan benih-benih yang dibelinya dari online shop. 


Namun, benih-benih itu tak kunjung di-checkout lantaran dirinya takut akan keberadaan ulat bulu saat menanam nanti. Sebuah inisiatif yang bagus untuk bertahan hidup di tengah isu ekonomi mengerikan di tahun ini, tapi tanpa riset mengenai phobia diri sendiri terhadap calon kupu-kupu.


Nggak kebayang kalau jadi dibeli, kebun-kebun itu bukan lagi menjadi tanggung jawab dari sang inisiator, melainkan menjadi tanggungan saya yang kebetulan nggak geli terhadap ulat-ulat bulu yang nggak bisa dipungkiri akan turut hinggap di sayuran-sayuran itu.


Udah deh, nggak ada yang bilang pekerjaan-pekerjaan rumahan adalah gender role perempuan. Mungkin itu adalah bayangan kalian sendiri saat tidak mau mengkomunikasikan dengan baik saat membutuhkan bantuan pertolongan. Sekali lagi, kami para pria sangat mau kok membantu kalian masak, bersih-bersih, mencuci, tapi ya tolong dikomunikasikan dengan mulut dengan kaidah bahasa yang benar dan lengkap. Bukan dengan kode-kode yang nggak bisa kami pecahkan.


Gambar: Markus Winkler / Pixabay

Penulis : Muhammad Arif Prayoga 


Tags: Feminisme, Gender role,

Posting Komentar

0 Komentar