Gayanya sok elit karena mampu membeli dan mengendarai mobil SUV sport yang harganya setinggi langit. Tapi Kok kelakuannya bak korban zombie. Nggak ada otak!
Otomotif, Copa Media–Nggak semua pemilik SUV Sport seperti Pajero dan Fortuner adalah orang bermasalah, memang nggak bisa digeneralisir seperti itu. Tapi, kenapa orang-orang dengan kepala kosong, alias nggak ada otak, yang mengemudi dengan bodoh dan tampil di media pemberitaan atau akun @txtdari… di Twitter banyak dari kalangan mereka ya?
Kabar lama namun agak baru, sebuah mobil Fortuner setelah ditegur karena melawan arus. Bukanya tahu diri malah merusak mobil yang mengingatkannya.
Gayanya belagunya memuncak dengan memecahkan mobil korban. Bahkan, pengemudi barbar itu nggak segan mengacungkan air soft gun dan menabrakkan mobilnya ke mobil berwarna kuning yang badannya lebih kecil dari mobilnya.
Tragisnya, kasus pengguna mobil SUV sport yang membawa senjata bak koboi mencari mangsa sudah pernah terjadi sebelumnya. Agar nggak terjadi lagi kasus serupa, saya ingin memberi saran kepada para dealer mobil untuk menambahkan persyaratan tambahan guna mengetahui kelayakan kepemilikan mobil ini. Apa saja itu?
#1 Lulus tes psikotes
Diperlukan kondisi psikis yang baik untuk memiliki dan mengendarai mobil dengan harga selangit. Ego yang tinggi dibarengi dengan rasa overthinking yang menyelimuti diri mereka ketika berkendara di jalan raya membuat temperamen pengemudi nggak stabil.
Al hasil, kalau egonya nggak dituruti bakal marah-marah dan lupa jati diri. Apalagi kalau sudah ditambah atribut yang bergaya seolah dirinya adalah orang penting di negeri ini. Sudah kayak kesurupan oknum aparat.
Nah, supaya kejadian hilangnya kendali atas naluri berpikir di kepala para pemilik mobil SUV sport ini, maka saya menyarankan kepada pihak dealer untuk memberikan tes psikotes bagi calon pembeli mobil. Prosesi tes juga harus diawasi betul-betul, supaya nggak malah menumbuhkan bibit-bibit percaloan.
#2 Ujian tulis dan praktik mengemudi ulang
Bukan bermaksud menuduh mereka menggunakan jasa calo saat membuat SIM. Tapi kok yang viral-viral ini rasanya ilmu dasar mengemudinya kurang. Dengan mengendarai mobil mewah, bukan berarti punya hak untuk menjadi raja jalanan.
Semuanya punya hak yang sama, kecuali beberapa kendaraan yang memang diprioritaskan oleh undang-undang. Kalau tetap memaksakan kehendaknya sebagai raja jalanan, kayaknya sih fiks, SIMnya didapatkan dengan cara yang nggak wajar.
Nah, kalau pihak dealer sudah menguji keterampilan dan pengetahuan mengemudi mobil-mobil mewah ini dan dinyatakan lulus, baru mereka diperbolehkan untuk melanjutkan transaksi. Sebuah cara yang bagus untuk menyudahi aksi arogan dari para pemilik mobil mewah ini bukan?
#3 Punya lisensi kelayakan bersenjata
Kepemilikan senjata bagi masyarakat sipil diperbolehkan dengan perizinan yang sangat rumit sehingga hanya segelintir orang yang benar-benar penting saja yang bisa memilikinya. Nah, pada dua kasus pemilik mobil Fortuner, mereka sama-sama mengacungkan senjata. Dulu pistol, yang terbaru air soft gun. Setahu saya, kalau nggak salah, kepemilikan senjata ringan berdaya angin ini juga diatur oleh Perbakin. Jadi kalau mau punya harus izin sama mereka.
Nah, sebagai bentuk pencegahan saja, mereka para calon pembeli mobil SUV sport seharusnya menyertakan surat kelayakan kepemilikan senjata yang resmi dikeluarkan oleh Perbakin itu. Tentunya tidak mudah untuk bisa mendapatkannya. Pun, kalau sudah legal memiliki, ada sederet aturan yang nggak boleh dilanggar, misalnya menodongkannya ke orang lain.
#4 Nggak punya bekingan
Banyak sekali pengemudi arogan yang membawa-bawa keluarganya saat melakukan kesalahan dan ditegur. Bahkan di beberapa tayangan YouTube 86 oleh Net TV, ditegur polisi pun mereka tetap mengadu kepada bekingannya. Ada yang mengadu bahwa keluarganya juga merupakan anggota polisi, ada juga yang mengaku keluarganya anggota dewan.
Nah, pembelian mobil mewah ini seharusnya disertai dengan surat pernyataan calon pembeli bahwa dirinya tidak akan meminta pembelaan oleh orang yang menjadi bekingan jika dirinya bermasalah dengan hukum. Surat pernyataan itu seharusnya dikasih materai dan ditandatangani dengan perjanjian hukum. Kalau perlu, pakai sumpah pocong juga, siapa tahu berdampak juga saat dirinya melanggar pernyataan itu.
#5 Dipasang dashcam yang dipantau polisi
Seringkali, kalau ada rekaman kejadian arogansi pemilik mobil sport yang viral, pihak tersangka akan menyalahkan kameramen yang biasanya bukan merupakan korban, melainkan hanya orang yang kebetulan lewat. "Kalau nggak tahu urusannya, nggak usah ikut-ikut," dalihnya.
Memang nggak ada yang tahu kejadian yang sebenarnya seperti apa, makanya saya menyarankan untuk memasang dashcam di mobil-mobil mewah ini yang dipantau polisi 24/7.
Memang saran saya satu ini agak berlebihan. Alasannya, mana mungkin cukup personel untuk hanya memantau gerak-gerik mereka? Sangat kurang kerjaan sekali. Benar, memang rasanya itu kurang kerjaan dan sia-sia. Tapi layak dicoba agar kejadian seperti ini nggak terulang kembali.
Demikian 5 persyaratan tambahan untuk pembelian SUV sport supaya nggak lagi menimbulkan korban arogansi pemiliknya. Sebenarnya ada satu cara lagi. Cara yang paling benar untuk menyadarkan mereka, yakni dengan mendoakan sih.
Mau bagaimana lagi coba, mau ke jalur hukum, kok ya kayaknya uang mereka lebih banyak. Buktinya bisa membeli mobil mewah itu. Nggak tahu juga sih kalau ternyata mobilnya kredit. Tapi, masak iya kredit? Nggak malu?
Gambar: Luda Kot / Pixabay
Penulis : Muhammad Arif Prayoga
Tags: Mobil, Sport, Syarat, Tambahan, SUV, Pajero, Fortuner, Calon pembeli,
0 Komentar