Nessie Judge Di-Judge di Twitter: Apa Alasannya?



Berawal dari komentar di akun media sosial Twitter pribadinya terkait hal yang lagi ramai, youtuber senior satu ini malah tertimpa cibiran dari warga media sosial burung biru ini.

Medsos, Copa Media–Nessie Judge, pegiat media sosial YouTube yang sudah ada sejak saya bercita-cita menjadi kaya lewat YouTube–tapi nggak kesampaian sampai sekarang–pada zaman putih abu-abu dulu. Ya, youtuber ini, sebutan bagi selebriti yang besar karena YouTube, termasuk senior dibandingkan dengan nama-nama baru yang bahkan kini terus bertambah sepanjang zaman.

Dulu sekitar tahun 2014, saat saya menonton YouTube hanya ada segelintir orang saja yang menduduki podium popularitas di YouTube. Akun-akun lawas yang kini mulai tumbang satu per satu itu setelah dulunya berpemikiran kritis untuk membangun YouTube agar bisa lebih dari TV, namun pada kenyataannya sama saja. Perusahaan media konvensional mulai merambah di Youtube sehingga popularitas mereka menurun.

Baru-baru ini, Nessie Judge, dikecam oleh warganet, khususnya penghuni dunia burung biru alias Twitter karena konten yang diunggah dan dimonetisasinya di YouTube tidak beretika kepada pemilik hak cipta dari konten yang dibawakan. Bahkan, cibiran itu dikuak oleh seorang pemilik akun Twitter yang merasa menjadi korban atas kesewenangan ini.

#1 Diawali dengan tweet tentang QRIS

Keramaian ini muncul setelah Nessie bercuit mengenai pelafalan beberapa produk dan franchise terkenal dengan pembawaan khas Jaksel yang melekat pada dirinya dan konten yang diunggahnya. Selain karena tema yang dibahasnya memang sedang naik ke publik, keterkenalannya membawa cuitan ini mendapatkan banyak atensi.

Katanya, pelafalan yang benar adalah "qyuris" bukan "kris". Tweetnya itu dianggap beberapa orang menggurui penciptanya sendiri, Bank Indonesia (BI), yang dalam situs resminya menyebut bahwa pelafalan QRIS adalah "Kris". "Jangan berantakin otak kita yang sudah berantakan ini," imbuhnya mengakhiri cuitan.

Popularitasnya yang cukup tinggi di YouTube, maupun media sosial lain juga turut mengundang berbagai orang untuk membalas dengan berbagai macam nada komentar. Beberapa komentar bernada kesal pun turut membanjiri kolom balasan. Bahkan, satu dari sekian cibiran terangkat dan banyak mengundang orang untuk turut beranggapan miring terhadap Nessie.

#2 Komersialisasi konten daur ulang

Konten daur ulang adalah konten yang mengontenkan sebuah konten. Intinya, sebuah konten yang sudah ramai di media sosial lain dibawakan ulang kepada khalayak umat yang mengikutinya. Dalam hal ini,  Nessie memublikasi ulang konten di Twitter dengan gaya bahasanya sendiri di YouTube sebagai host.

Konten ini dinilai kurang orisinil, meskipun dianggap pihak YouTube sebagai konten yang layak dimonetisasi karena sudah ada unsur kreasi ulang dengan tutur kata dan rekaman wajahnya. Salah satu hal yang digaungkan oleh warga Twitter yang kurang menyukainya adalah pengunggahan konten daur ulang ini seharusnya tidak etis untuk dikomersialisasi. 

Terlebih, Nessie sendiri mengutip dari beberapa sumber yang bahkan ada yang tidak mendapatkan sepeserpun uang dari kontennya itu.

#3 Mengutip konten tanpa izin

Yang lebih tidak etis di mata publikator pertama adalah tidak adanya itikat baik permohonan izin dari Nessie Judge maupun tim produksinya kepada si pemilik hak cipta. Penyebutan nama akun, saja dinilai kurang cukup untuk memberikan atribusi. Perlu izin dari pihak pembuat konten juga untuk dapat mengonten ulang sebuah karya tersebut.

Warga Twitter kemudian membandingkan akun YouTube Nessie Judge yang meskipun menggunakan namanya untuk sebuah media (tapi punya tim kreatif) dengan media seperti terkenal, Narasi. Seorang pengguna Twitter menyampaikan bukti bahwa dirinya pernah di-DM oleh akun resmi Narasi untuk memohon izin membuat ulang konten yang dibuatnya. Bahkan, sekelas Mojok pun pernah saya lihat meminta izin membuat konten tentang "Nikah di KUA" yang ramai juga di Twitter akhir-akhir ini.

#4 Saran untuk Nessie Judge

Memang, Mbak, kanal YouTube sejenis yang juga berkonsep story teller memang banyak. Namun, sebagai youtuber senior yang mungkin memberi inovasi kepada youtuber-youtuber baru. Seharusnya Mbak Nessie memberi contoh yang baik. Apalagi, Mbak Nessie kan juga punya tim, apa susahnya untuk melayangkan permohonan izin? 

Toh, dengan memohon izin kepada pemilik asli konten, nggak bakal mengurangi cuan yang Mbak dapat setelah mengunggah ulang konten tersebut lalu diduitkan alias dikomersilkan. Nggak semua penulis, videografer, fotografer, dan pembuat karya lainnya mata duitan, Mbak. Beberapa hanya perlu sebuah atribusi sebagai win-win solution. Tapi ya, meminta izin juga perlu, Mbak. Biar nggak terkesan ngambil konten diam-diam. Meskipun, ya, kontennya dapat diakses dengan bebas oleh publik.



Tags: Alasan, Nessie Judge, Ramai, Dihakimi, Twitter, QRIS,

Posting Komentar

0 Komentar