Tabrak Lari Tak diakui: Konspirasi Polri Tercium Lagi?

Opini, Copa Media–Dunia perkuliahan sedang berduka, bukan korupsi rektor maksud saya, melainkan dalam waktu yang berdekatan ada dua mahasiswa yang meninggal akibat tertabrak mobil. Dua-duanya ada kata "polisi" dalam judul yang beredar di media. Yang satu katanya ditabrak orang random yang masuk rombongan polisi, yang satu tewas ditabrak purnawirawan polisi.


Ada dua kejadiannya, tapi saya akan berfokus pada satu kejadian saja. Yakni kejadian dialami oleh seorang mahasiswi di Cianjur yang turut menggugah atensi dari pimpinan tertinggi Polri. Kayaknya kasus ini akan menjadi pengawasan langsung oleh Pak Jendral Listyo Sigit Prabowo.


Sebenarnya saya rada deg-deg-ser menulis tulisan ini. Rasanya, menulis dengan tanpa bayaran ini nggak akan mampu untuk memberikan bantuan hukum kalau saya ditangkap dan diadili karena tulisan yang hanya berupa bola liar ini. Tetapi, kalau nggak saya tulis malah jadi beban saya di hati. Saya tetap akan menulisnya, nggak peduli apa yang akan terjadi.


#1 Keterangan Polisi


Kalau yang di Cianjur, katanya, mahasiswi itu berhenti mendadak karena kejutan oleh angkutan umum. Sepeda motornya oleng ke kiri, orangnya terpelanting ke kanan. Korban pun terlindas mobil kencang dari arah belakang. Melayangnya nyawa mahasiswi itu pun tak terhindarkan. Itu kata pihak kepolisian.


Meskipun kejadian itu berdekatan dengan iring-iringan polisi, namun pihak kepolisian menyangkal bahwa mobil sedan berseri Audi A8 itu bagian dari rombongan, melainkan orang random yang memaksa masuk ke dalam rombongan. Katanya, mobil yang nggak se-sircle ini lah yang bertanggung jawab atas kematian mahasiswi 19 tahun ini.


#2 Dalih pengemudi Audi


Pengemudi mobil sedan Audi A8 mengaku bukan pelaku penabrakan. Katanya, dia sempat dicegat oleh warga yang berkerumun seusai kejadian. Para warga itu meminta pertanggungjawaban sopir yang bernama Sugeng itu. Katanya, perdebatan dengan warga mengenai siapa pelaku penabrakan telah usai setelah tidak ada bukti bekas tabrakan di mobilnya.


Saksi mata di lokasi juga menyebut bahwa pelaku penabrakan adalah mobil Kijang Innova yang sama sekali berbeda dengan mobil Sugeng. Mobilnya, Audi A8 adalah mobil yang pipih yang membuatnya harus menunduk untuk menunggangi kemudinya sangat berbeda dengan mobil berjenis SUV atau minibus yang dikemukakan oleh saksi mata.


#3 Kesaksian Wartawan


Perdebatan tidak datang dari kedua belah pihak saja, pengemudi mobil Audi A8 dan pihak kepolisian. Ada lagi kesaksian lain yang baru saja saya baca. Kesaksian dari wartawan yang turut dalam rombongan polisi itu.


Kata salah seorang wartawan melalui media, yang saya baca sih detik.com. Saat itu rombongan polisi sedang mengarah ke suatu tempat yang menjadi TKP pembunuhan berantai Wowon Cs. Salah satu mobil yang turut konvoi dengan rombongan polisi itu diisi oleh wartawan yang meliput kegiatan polisi ini.


Nah, kata si wartawan ini, tidak ada kendala sama sekali saat proses perjalanan menuju tempat yang ingin diliputnya. Dia merasa perjalanan dari titik kumpul ke tempat kejadian penabrakan, hingga tiba di lokasi tujuan tidak merasa ada kendala apapun.


Dari ketiga kesaksian ini, terlihat bahwa si pengemudi Audi kalah jumlah, dua banding satu. Namun, berdasarkan keterangan keluarga korban yang terlanjur mendapatkan informasi bahwa pelakunya bukan bermobil sedan, kayaknya keluarga korban juga akan membela hak hukum dari Pak Sugeng.


Bahkan, dalam sebuah berita, pengacara dari keluarga korban turut memberikan perlindungan hukum kepada Pak Sugeng yang katanya dituduh pihak kepolisian sebagai pelaku tabrak lari di Cianjur ini. Mendengar hal ini, saya menjadi dejavu dengan kasus pembunuhan Brigajid J yang belum memasuki sidang putusan.


Persamaannya dengan kasus Brigadir J, awalnya pengacara korban meminta pertanggung jawaban oleh pelaku yang diduga membunuh anaknya, dalam hal ini adalah Richard Eliezer. Namun, lambat laun dengan bantuan beberapa pihak, kasus ini diungkap oleh Elizer sehingga keluarga korban turut memberi atensi ketika Elizer dituntut lebih tinggi dibanding ketiga pelaku lainnya.


Semoga kebenaran segera diungkap oleh kepolisian, kalau perlu tim khusus bentukan Kapolri kembali digerakkan, sebagaimana yang terjadi pada kasus Brigadir J agar tidak dimanfaatkan oleh akun-akun bertajuk "Hacker" untuk menebar kebencian kepada aparatur pemerintah dengan konspirasi-konspirasi yang beredar di masyarakat.


Gambar: Michael Knoll / Pixabay

Penulis : Muhammad Arif Prayoga


Tags: Rombongan polisi, Audi A8, Mahasiswi, Kesaksian, Tabrak lari, Cianjur,

Posting Komentar

0 Komentar