Beberapa orang nggak percaya diri menghadap sang raja di sekolah tinggi. Ada yang memilih untuk menyerah, ada yang meminta pertolongan joki agar urusan menjadi mudah.
Pendidikan, Copa Media–Skripsi, sebuah tugas akhir yang dituntut untuk diselesaikan oleh para mahasiswa di sekolah tinggi untuk bisa mendapatkan gelar sarjana. Susunan dari tugas akhir ini berbeda antara satu kampus dengan kampus yang lain. Pun, satu kampus namun beda fakultas saja ada sedikit, bahkan banyak, perbedaan pada susunan.
Sejatinya, tugas inilah yang menjadi penentu untuk mendapatkan gelar sarjana. Oleh karena itu, selain bergabung dengan organisasi mahasiswa, karya ilmiah ini sangat wajib untuk dituntaskan. Segenap ilmu yang didapat selama bertahun-tahun itu hanya bisa terverifikasi dengan adanya ijazah sebagai tanda kelulusan.
Segala kesuksesan memerlukan sebuah proses. Termasuk pula dalam terselesaikannya tugas akhir ini. Beberapa mahasiswa yang nggak menikmati proses pengerjaan skripsi memilih untuk menyerah. Biasanya mereka adalah mahasiswa yang sudah nyaman dengan kesibukannya. Ada pula yang ingin lulus dengan cara menggaet para joki skripsi.
Memang pada akhirnya nggak bisa dibedakan mahasiswa yang lulus sendiri dengan yang menyewa jasa joki. Namun, apa nggak lebih baik lulus sendiri? Nggak perlu membayar sejumlah uang untuk garapan yang belum tentu memuaskan. Ya kan?
Nah, sebagai mantan mahasiswa, alias alumni sekolah tinggi yang berhasil lulus tanpa joki, berikut kiat-kiat saya dalam merampungkan skripsi:
#1 Kerjakan sedikit demi sedikit tapi konsisten
Ada tiga tipe mahasiswa semester akhir dalam mengerjakan skripsi. Pertama, mereka yang sat set dengan menjadikan waktu lulus cumlaude sebagai deadline. Berlembar-lembar mereka ketik dalam sekali pengerjaan dan dilakukan secara konsisten sampai skripsi itu selesai. Tipe ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang memiliki sifat rajin berlebih dan tingkat kecerdasan yang sangat tinggi.
Kedua, mereka yang mengerjakan secara masif, namun nggak konsisten. Saat idenya sedang cemerlang, mereka mengetik naskah berlembar-lembar, namun saat moodnya buruk perangkat komputer maupun laptopnya nggak tersentuh sama sekali. Alhasil, ketika mau memulai menggarap lagi, rasanya berat sekali karena sudah lupa dengan apa yang digarap sebelumnya.
Ketiga, mahasiswa yang menggarap sedikit demi sedikit namun dilakukan secara konsisten. Pepatah kata "sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit" benar adanya dan bukan mitos belaka. Metode pengerjaan skripsi ini sangat bisa dilakukan oleh mahasiswa seperti saya dulu, yang hanya punya kecerdasan rata-rata. Nggak harus pintar, yang penting rajin dengan bukti konsisten menggarap skripsi.
#2 Jaga relasi terhadap teman sirkel terakhir
Semakin tua, sirkel pertemanan semakin menyempit. Awal masuk ke dunia perkuliahan, masih ada yang namanya teman sekelas, teman kerja kelompok, teman organisasi, dan teman-teman yang lainnya. Di akhir perkuliahan, sirkel pertemanan akan semakin sempit dengan orang yang itu-itu saja.
Manfaatkan pertemanan yang tersisa itu sebaik mungkin. Jadikan mereka sebagai tempat berkonsultasi seputar skripsi dan bercengkrama tentang apapun yang bisa dibicarakan. Dengan bertukar pikiran, skripsi dikerjakan akan sedikit lebih mudah dikerjakan karena ada beberapa otak yang bekerja secara bersama-sama. Berbeda kalau memutuskan untuk mengerjakan sendiri, pusing tujuh keliling akan dirasakan sendiri.
#3 Jangan terlalu banyak healing
Selain harus tekun dan konsisten, mengerjakan skripsi memang memerlukan mental yang kuat. Mental yang lemah bisa ditingkatkan dengan sedikit berjalan-jalan ke tempat yang melegakan hati. Anak muda sekarang menyebut kegiatan ini dengan kata "healing", karena sifatnya yang menyembuhkan kondisi kesehatan mental.
Sepengalaman saya dulu, ketika diajak healing ke sebuah lokasi saya selalu berpikir, "Ah, nanti saja ngerjainnya, habis healing." Padahal, selepas saya healing bersama teman-teman, mereka mengajak lagi pekan depannya. Begitu terus sampai akhirnya skripsi itu mangkrak selama satu bulan tanpa tersentuh sama sekali.
Memang, kegiatan ini bisa menyehatkan mental sehingga pikiran kacau bisa hilang dan skripsi bisa terselesaikan. Namun, jika healing dilakukan secara sering, maka yang ada pengerjaan skripsi itu akan terus tertunda entah sampai kapan. Healing boleh dilakukan, namun sesekali saja.
#4 Dengarkan apa kata dosen pembimbing
Bagi sebagian besar mahasiswa semester akhir, dosen pembimbing, alias dosbing, adalah makhluk paling menyebalkan di dunia. Memang. Sulit untuk ditemui bak artis, banyak ngomel bak toa mobil rosok, serta mencari segenap celah dalam skripsi bak netizen. Semua itu membuat para dosbing selalu menjadi bahan ghibah di kalangan teman satu sirkel.
Namun, coba deh, dengar dan catat apapun yang disampaikan dosbing ketika sedang bimbingan skripsi. Kalau omongan beliau dicerna dengan baik, sebenarnya apa yang menjadi ocehan beliau sangat membantu kok.
Turunkan ego untuk menganggapnya sebagai orang paling menyebalkan dan resapi betul-betul poin demi poin yang disampaikannya. Dijamin, skripsi bakal selesai tanpa sepeserpun uang mendarat ke kantong joki.
#5 Jadikan orang tua sebagai motivasi
Nggak semua, tapi sebagian besar mahasiswa dibiayai kuliahnya oleh orang tua. Sudah sepantasnya jika mereka menuntut mahasiswa untuk segera menyelesaikan skripsi dan lulus agar uang yang sudah dikeluarkan nggak menjadi sia-sia.
Jadikan untaian pertanyaan mengenai skripsi setiap bertemu orang tua di meja makan sebagai motivasi. Itu akan memberi semangat untuk segera menyelesaikannya. Memang sangat menyebalkan ketika ditanya setiap hari mengenai progres tanpa bantuan yang berarti. Namun, dengan membiayai saja, itu sudah lebih dari cukup untuk memotivasi.
Urusan menyelesaikan teka-teki yang kita usulkan kepada jurusan dan fakultas sekolah tinggi itu memang menjadi tanggung jawab pribadi. Tugas akhir itu harus dipertanggungjawabkan, agar nggak menjadi hal yang disesalkan oleh orang tua yang telah menggelontorkan uang yang nggak sedikit.
Itulah dia, kiat-kiat mengerjakan skripsi tanpa joki. Keberadaan joki sebenarnya hanya membantu menguraikan masalah yang sudah ada. Tanpa joki pun, sebenarnya masalah yang dibuat mahasiswa sendiri itu sangat bisa diselesaikan. Teman satu sirkel yang pernah merampungkan skripsi bisa berperan sebagai joki gratis dengan bimbingan dan saran-saran dari nya saat berkonsultasi dengan mereka.
Gambar: Jens P. Raak / Pixabay
Penulis : Muhammad Arif Prayoga
Tags: Joki, Mahasiswa, Skripsi, Lulus, Pendidikan, Menyelesaikan, Tugas Akhir, Kiat-kiat, Sekolah tinggi,
0 Komentar