Kekecewaan Korban Penipuan Berdalih Joki Skripsi: Bayar Banyak, tapi Nggak Becus




Seorang joki skripsi belum tentu memiliki niat yang kuat untuk menjadi joki. Teman saya misalnya, dia nggak ada bakat dan minat menjadi joki, hanya ingin menguasai harta pelanggannya saja.


Copa Media–Dilematika mahasiswa akhir adalah pengerjaan tugas akhir, alias skripsi. Diburu-buru orang tua hingga ingin segera merasakan nuansa kerja, para oknum mahasiswa mengambil jalan pintas dengan menyewa jasa joki. Padahal, joki yang saya kenal nggak sesakti yang orang kira.


Sebut saja Key, dia dulunya adalah teman kuliah saya di Universitas Islam Negeri (UIN) yang lokasinya berada di Sukoharjo, namun penamaannya menggunakan kata "Surakarta". Dia lulusan prodi yang sama dengan saya, konsentrasinya pun sama, Jurnalistik.


Kini, dia menjadi seorang joki skripsi dengan segala keterbatasan kemampuannya. Hal itu menjadikannya joki skripsi yang berdosa. Apa saja dosa Key?


Nggak mahir dalam pengerjaan skripsi


Dalam ilmu jurnalistik, memang kami diajarkan kiat-kiat untuk melakukan wawancara dan kepenulisan. Dua hal ini sangat membantu mahasiswa dalam mengerjakan skripsi sebagai tugas pamungkas di dunia pendidikan sekolah tinggi. Namun, lulus dari konsentrasi yang sama dengan saya bukan serta-merta menjadi pembimbing skripsi non-akademis, apalagi menjadi joki skripsi.


Saya ingat betul, dulu dia merengek-rengek saat disuruh revisi sama dosen pembimbingnya yang kebetulan sama dengan saya. Saat itu yang disuruh untuk diperbaiki adalah masalah tata letak seperti margin, spasi antar baris, penomoran halaman, dan lain-lain. Bukankah itu ilmu-ilmu dasar yang bahkan bisa dipelajari dan dipahami oleh murid SMA?


Karena saya merasa iba, saya bantu perbaikannya secara cuma-cuma tanpa meminta sedikit pun imbalan. Toh, cuma masalah-masalah minor yang bisa diperbaiki dengan mudah. Saya terkejut bukan kepalang mendengar kabar dirinya menjadi joki. Wong dulunya merengek begitu, lha kok malah sekarang dia menjadi joki.


Mengerjakan dengan asal-asalan


Perkenalkan dengan temanku satunya, sebut saja si Iki. Sebenarnya bukan teman saya sih, lebih tepatnya teman kuliah istri saya, masih satu prodi, namun beda konsentrasi. Saat ditanya progres skripsi oleh istri saya, dia mengaku menggunakan jasa joki yang ditawarkan oleh Key. Katanya, dia sudah membayar satu juta rupiah di awal untuk pendampingan sampai yudisium.


Namun, setelah dibayar, Key malah mengerjakan skripsi itu dengan asal-asalan. Sumber-sumber yang dijadikan referensi hasil copy paste sana-sini. Tata letaknya pun nggak diatur dengan pedoman penulisan skripsi terbaru yang dikeluarkan oleh fakultas. Alhasil, tulisannya amburadul dan banyak yang akhirnya diperbaiki sendiri oleh Iki.


Pendampingan sidang yang nggak berguna


Saya menonton langsung sidang skripsi Iki. Saat itu, sidang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom. Meskipun dilakukan secara daring, namun penguji skripsi tetap memerlukan partisipan ujian. Saya atas tautan undangan yang dibagikan oleh istri saya ikut bergabung, menyimak, dan mengamati proses sidang itu.


Sebagai partisipan, ternyata juga ada Key juga yang kayaknya berniat untuk mendampingi sidang skripsi Iki. Saya melihat namanya, meskipun webcamnya mati dan suaranya dibisukan. Namun, kata Iki, pendampingan itu nggak ada gunanya. 


Nggak hanya kehadirannya dalam sidang daring itu yang hanya sebatas formalitas kegiatan joki saja. Bahkan, pasca sidang pun, nggak ada pendampingan yang berarti untuk revisi-revisi yang disampaikan oleh para dosen penguji. "Benar-benar nggak ada gunanya ini joki," katanya.


Meninggalkan pelanggan dengan alasan nggak ngejoki lagi


Ini nih yang membuat saya kasihan sama Iki sekaligus geram kepada Key. Saat-saat terakhir pengerjaan skripsi Iki berjalan penuh drama. Revisiannya belum rampung, padahal deadline waktu pendaftaran yudisium sudah hampir di ujung. 


Iki sudah berusaha mengontak Key sebagai joki skripsinya. Namun, Key malah berdalih sudah nggak ngejoki lagi. Katanya,  dirinya tengah fokus dengan pekerjaan barunya sebagai customer service salah satu provider internet di Sukoharjo. Piye to ki~


Iki yang merasa bahwa Key sudah lepas tangan. Mulai saat itu juga, dia harus mengerjakan skripsi itu sendiri sambil berkonsultasi dengan temannya. Dia bertanya-tanya kepada istri saya yang saat itu sama-sama berusaha mendaftar yudisium. Skripsi itu pun akhirnya rampung dengan usahanya sendiri.


Iki pasti sangat merasa kecewa. Uang sejuta rupiah yang didapatkannya dengan bekerja sambil mengerjakan tugas akhir itu lenyap sia-sia. Niatnya menggunakan jasa joki agar mempermudah urusan, malah jadi stres dibuatnya.


Kembali ngejoki saat pelanggan sudah mendaftar wisuda


Waktu mengalir bagai air. Iki, istri saya, dan kawan-kawan seperjuangannya telah dinyatakan lulus. Kini, mereka hanya menunggu acara wisuda yang akan digelar Maret tahun ini. Pertumpahan darah pengerjaan skripsi telah berakhir, namun kekecewaan Iki pasti tiada akhir. Apalagi kalau mendengar kabar terbaru yang mencengangkan dari Key yang menjadi mantan jokinya.


Baru baru ini, melalui snap WhatsApp (SW), Key kembali beriklan mengenai jasa pengerjaan skripsi. Entah alasan apa yang menyebabkan dirinya kembali ke profesi lamanya sebagai joki skripsi. Alih-alih bahagia dengan kesuksesan mantan teman sekelas saya dalam hal perjokian skripsi ini, saya malah jadi kasihan dengan calon korban dia nantinya. Jika berkaca dengan bayaran mahal Iki yang berakhir dengan kekecewaan, sepertinya calon pelanggannya nanti akan bernasib sama.


Menurut saya, kegiatan yang dilakukan Key bukanlah joki skripsi, melainkan penipuan yang mengatasnamakan joki skripsi. Seharusnya, kegiatan haram yang dilakukan Key nggak hanya menjadi perhatian khusus dari pihak akademisi, melainkan juga polisi karena sudah ada yang menjadi korban penipuan di sini.


Saya yakin bahwa Iki bukanlah satu-satunya korban yang telah dirugikan oleh Key. Pasalnya, dalam SW yang dipublikasi olehnya, dia menunjukkan sejumlah testimoni berupa tangkapan layar percakapan dengan pelanggannya via WhatsApp. Bahkan, dia menyebutkan bahwa ada dosen juga yang memohon jasanya untuk menjoki disertasinya.


Sebuah plot twist yang sangat mengejutkan sekali~


BACA JUGA: Saya Setuju kalau Pelajar Dilarang Merayakan Valentine


Gambar: Jens P. Raak / Pixabay

Penulis : Muhammad Arif Prayoga


Tags: Kekecewaan, Bayar banyak, Dalih, Pendidikan, Nggak becus, Korban penipuan, Joki Skripsi,

Posting Komentar

0 Komentar